Konsep Dasar Komunikasi Islam (BAB III)
Meresume Buku Komunikasi Islam
Penulis buku : Harjani Hefni , Lc, MA
BAB III
BEBERAPA KONSEP DASAR KOMUNIKASI ISLAM
A. Pendahuluan
Ilmu komunikasi pada hakikatnya adalah ilmu tentang
mengirim dan menerima pesan, baik dengan lisan, tulisan maupun dengan anggota
tubuh,. Manusia patut bersyukur kepada Allah Yang Mencipta karena seluruh
komponen pengirim dan penerima pesan disediakan secara gratis dan siap
difungsikan sesaat setelah kita dilahirkan bahkan sebelum dilahirkan.
Setelah unsur jasad dan ruh berpadu dalam diri kita d
hari ke 120,[1]
manusia kecil yangt sedah tumbuh dalam rahim ibunya itu sudah mulai mampu
berkomunikasi dengan alam di luar rahim. Al-quran mengisyaratkan bahwa alat
komunikasi yang paling pertama berfungsi pada manusia adalah pendengaran,
setelah itu penglihatan, dan baru fu’ad.[2]
Isyarat Al-quran tentang berfungsinya pendengaran
sejak dalam kandungan diperkuat oleh penelitian-penelitian modern”
“Laitner (1987) melaporkan bahwa di Hayward,
California, Dr.Rene Van de Carr, seorang
ahli kandungan dan kebidanan, mendirikan Universitas Prental (UP). Kegiatannya
meliputi pengajaran terhadap bayi yang masih dalam rahim : melatih kemampuan
verbalnya dan kemampuan bersosialisasinya lebih dini. Orang tua bercakap-cakap
dengan bayinya melalui megafon kertas ( disebut prefagon) yang diarahkan ke
perut ibunya. Penelitian terhadap ‘lulusan-lulusan’ UP menunjukkan bahwa mereka
mampu berkomunikasi lebih awal, mampu merangkai kata-kata lebih dini, dan para
ibu merasa bahwa si anak lebih cepat memahami sesuatu”.[3] Setelah lahir
menambah kosa katanya dengan perantara pandangan, Dia selalu penasaran melihat
obyek yang baru, lalu bertanya kepada orang yang terdekat dengannya apa nama
objek tersebut. Semakin banyak objek yang dilihat semakin bertambah kosa
katanya dan semakin lancar dia membangun komunikasi dengan ibu, bapak, dan orang-orang
disekitarnya. Tetapi semakin seedikit yang dia lihat dan dengar maka semakin
kecil juga peuang dia untuk menambah kosa kata dan semakin sulit dia
berkomunikasi dan mengungkapkan keinginannya kepada pihak lain.
Pada bab III ini penulis ( Harjani Hefni) memaparkan
beberapa pandangan umum Islam tentang Komunikasi agar pembaca mendapat gambaran
tentang konsep dasar Komunikasi dalam Al-Quran.
B. Konsep Dasar
Berikut ini
beberapa pandangan umum tentang komunikasi islam :
Usia komunikasi berbanding lurus dengan usia manusia.
Berdasarkan informasi yang bersumber dari al-Quran dan hadist, diketahui bahwa
Adam adalah manusia pertama yang diciptakan Allah dimuka bumi ini. Sejak awal
keberadaannya, Allah sudah menyiapkan untuk Adam dan perangkat-perangkat yang memungkinkannya
untuk berkomunikasi. Perangkat itu adalah lidah dan segala pendukungnya,
pendengaran, pnglihatan dan hati. Allah menciptakan telinga agar manusia bisa
mendengar. Allah menciptakan mata agar manusia bisa melihat. Dan Allah juga
menciptakan fuad (hati) agar manusia bisa berfikir dan merasa serta bisa
berkomunikasi dengan-Nya Allah swt.
Setelah perangkat komunikasi berupa lisan,
pendengaran, penglihatan dan fuad (hati) semuanya sudah siap dan berfungsi,
maka Allah akan swt mulai berkomunikasi dengan Adam. Komunikasi pertama adalah
saat Allah mengajarkan kepadanya seluruh asma’ (kosa kata). Lalu setelah itu,
Adam diperintahkan oleh Allah untuk mengajarkan kepada para malaikat kosa kata
yang telah diajarkan kepadanya. Ketika pesan yang akan disampaikan berupa kosa
kata sudah diajarkan kepada Adam dan kepada para malaikat, maka Allah
menciptakan Hawwa sebagai pasangan hidup dan teman Adam untuk berkomunikasi.
Allah Maha tau tentang kebutuhan manusia yang tidak mungkin hidup tanpa teman
dan tanpa berkomunikasi.
Tetapi selain Adam dan Hawwa ada makhluk lain yang
juga diciptakan oleh Allah dan memiliki pengaruh besar terhadap masa depan
kehidupan manusia, baik ataupun buruknya. Makhluk itu adalah Malaikat dan
Iblis. Malaikat berkomunikasi dengan manusia dengan cara memerintahkan yang
baik, sedangkan Iblis atau Syeitan membisikkan kejahatan.
Allah Swt berfirman dalam Al-Quran surah Al’A’raf ayat
19-22 yang berbunyi :
“(Dan Allah
berfirman) : “Hai Adam bertempat tinggallah kamu dan isterimu di surga serta makanlah
olehmu berdua (buah-buahan) di mana saja yang kamu sukai, dan jaganlah kamu
berdua mendekati pohon ini, lalu menjadilah kamu berdua termasuk orang-orang
yang zalim. Maka syaitan membisikkan pikiran jahat kepada keduanya untuk
menampakkan kepada keduanya apa yang tertutup dari mereka yaitu auratnya dan
syaitan berkata : “Tuhan kamu tidak melarangmu dan mendekati pohon ini,
melainkan supaya kamu berdua tidak
menjadi malaikat atau tidak menjadi orang-orang yang kekal (dalam surga). Dan
dia syaitan bersumpah kepada keduanya. “ sesungguhnya saya adalah termasuk
orang yang memberi nasehat kepada kamu berdua. Maka syaitan membujuk keduanya
(untuk memakan buah itu) dengan tipu daya. Tatkala keduanya telah merasai buah
kaya itu, nampaklah bagi keduanya aurat-auratnya, dan mulailah keduanya
menutupi dengan daun-daun surga.
Kemudian Tuhan mereka menyeru mereka : “Bukankah Aku telah melarang kamu berdua
dari pohon kayu itu dan Aku katakan kepadamu : “ Sesungguhnya syaitan itu
adalah musuh yang nyata bagi kamu berdua?” (QS. Al-A’raf : 19-22)
Diantara pelajaran yang dapat kita ambil berdasarkan
al-Quran surah Al-A’raf ayat 19-22 yaitu :
a. Komunikasi sudah diciptakan oleh Allah
sejak manusia pertama diciptakan.
b. Perangkat komunikasi paling penting yang
diciptakan Allah pendengaran, penglihatan, dan fu’ad (hati).
c. Dengan perangkat komunikasi, Adam
mendapatkan kesempatan terhormat untuk berkomunikasi dengan Allah, Sang
Pencipta. Ini adalah bentuk komunikasi manusia dengan Penciptanya.
d. Manusia memerlukan teman untuk berkomunikasi,
buat berbagi rasa dan untuk mendapatkan ketenangan hidup. Untuk meewujudkan
tujuan tersebut Allah menciptakan Hawwa. Komunikasi Adam dan Hawwa adalah
bentuk komunikasi dengan sesama manusia.
e. Informasi lain yang juga dapat diserap oleh
pembaca al-Quran diantaranya adalah tentang jumlah kosa kata yang diajarakan
oleh Allah kepada Adam. Informasi ini menunjukkan bahwa kosa kata yang
diajarkan Allah kepada Adam sangat banyak, sehingga memungkinkannya untuk
mengomunikasikan semua hal yang beliau inginkan.
f. Komunikasi lain yang terjadi pada manusia
adalah komunikasi dalam diri yang dipengaruhi oleh bisikan baik dari malaikat
ataupun bisikan buruk yang berasal dari syeitan. Dengan bisikan itu manusia
bisa baik dan bisa juga buruk.
2. Komunikasi
Terkait dengan Pandangan Islam Terhadap Manusia
Dalam pandangan Islam, manusia adalah makhluk empat
dimensi: sebagai makhluk Allah, sebagai diri sendiri, sebagai makhluk yang
hidup sesama, dan sebagai makhluk yang hidup di alam semesta.
a. Sebagai makhluk Allah manusia sangat
memerlukan saluran untuk berkomunikasi langsung dengan Pencipta mereka. Dengan
adanaya salauran komunikasi dengan Pencipta ini manusia bisa meminta, mengadu,
dan menyurahkan segala rasa dan keinginan.
b. Sebagai diri (nafs) dalam menjalanin
kehidupannya manusia banyak sekali menghabiskan waktu untuk berkomunikasi
dengan dirinya sendiri.
c. Sebagai makhluk sosial manusia tidak
mungkin hidup menyendiri dan memisahkan diri
dari komunitasnya. Aspek inilah yang menjadi bidang garap terluas Ilmu
Komunikasi secara umum.
d. Manusia tidak bisa mengelak untuk
berinteraksi dengan makhluk selain manusia yang ada dimuka bumi.
Empat dimensi diatas melahirkan empat jenis
komunikasi, yaitu komunikasi dengan Allah, komunikasi dengan diri sendiri,
komunikasi dengan sesama manusia, dan komunikasi dengan alam sekitarnya.
Mengabaikan salah satu dari empat dimensi ini berdampak serius pada kedamaian
dan kenyamanan hidup manusia.
3. Komunikasi
Adalah Kebutuhan Dasar Hidup Manusia.
Dalam bukunya “Motivation and Personality”, Maslow mengatakan
bahwa manusia memiliki lima kebutuhan yang berjenjang. Lima jenjang kebutuhan
pokok manusia menurut beliau dijelaskan sebagai berikut :
a. Kebutuhan mempertahankan hidup ( sandang,
pangan, dan papan).
b. Kebutuhan rasa aman.
c. Kebutuhan akan penghargaan.
d. Kebutuhan sosial.
e. Kebutuhan mempertinggi kapasitas kerja .
Kelima jenjang kebutuhan diatas tidak mungkin terwujud
tanpa adanya komunikasi.
4. Komunikasi
adalah Wujud dari Kasih Sayang Allah Terhadap Manusia
Diantara bentuk rahmat dan wujud kasih sayang Allah
kepada seluruh manusia adalah kemampuan berkomunikasi dengan sesama dengan
berbagai macam bahasa. Dengan komunikasi manusia mampu menjalin kasih.
Allah menyebut komunikasi dengan istilah “bayan”, yang
artinya kemampuan menyampaikan sesuatu dengan jelas. Sebaliknya komunikasi yang
tidak terbangun dengan baik bisa menimbulkan banyak permasalahan dalam hidup.
Salah satu bentuk realisasi kasih sayang-Nya kepada
hamba-Nya dalam komunikasi adalah dengan memberikan kesempatan bertaubat dan
mengevaluasi diri setiap hari selama 24 jam non stop.
Taubat adalah bentuk komunikasi yang khas dalam
Komunikasi Islam, yaitu komunikasi antara makhluk dengan khaliqnya. Manusia
sangat membutuhkan komunikasi ini. Disaat manusia melakukan kesalahan, hatinya
akan gelisah dan tidak akan merasakan ketenangan hidup, maka Allah memberikan
kesempatan kepada manusia untuk bertaubat.
5. Komunikasi
Bertujuan Untuk Saling Mengenal Antara Manusia Buat Mewujudkan Semangat Taqwa
Manusia diciptakan Allah dengan berbagai macam
latarbelakang, baik bahasa, adat, suku, bangsa, dan agama. Maksud dari
keragaman itu adalah agar manusia saling ta’aruf atau saling mengenal.
Diantara manfaat ta’aruf adalah agar hubungan nasab
tidak terputus dan agar ikatan kekeluargaan menguat. Menguatnya hubungan kekeluargaan
berdampak positif buat kehidupan kita.
Menurut ajaran Islam, ta’aruf tidak sekedar untuk
menghubungkan antar manusia, baik yang memiliki hubungan nasab atau tidak,
tetapi juga bertujuan untuk menebarkan nilai positif kepada setiap orang yang
berkenalan dengan kita. Ta’aruf seorang muslim dengan orang lain seharusnya
membawa dampak positif (nilai-nilai taqwa) bagi orang-orang yang ada
disekitarnya.
Kebutuhan manusia untuk berkomunikasi dengan sesama
terwujud dalam berbagai aktivitas. Di antara yang sangat dianjurkan oleh Islam
adalah menggencarkan silaturahmi.
6. Komunikasi
Bertujuan Untuk Menebar Semangat silm (Kedamaian dan Kenyamanan).
Dalam persperktif Islam, akhir dari proses komunikasi
adalah mengantarkan manusia untuk merasakan kehidupan yang damai dan nyaman
(slim).
Diantara bukti menyatunya prinsip
slim dalam komunikasi adalah celaan Allah swt terhadap setiap orang yang suka
mengumpat dan mencela baik dengan kata-kata maupun dengan perbuatan.
Semangat slim inilah yang bisa
mengantarkan Islam mampu merealisasikan cita-citanya untuk menjadi
rahmatalil’alamin. Sedangkan saling merendahkan, memfitnah orang , melakukan
adu domba serta berbagai perbuatan negatif lainnya tidak sejalan dengan
semangat dasar komunikasi Islam.
7. Komunikasi
Adalah Paket
Dalam ajaran Islam, pesan yang diucapkan oleh lisan
atau yang digoreskan oleh pena atau yang diisyaratkan oleh anggota tubuh
merupakan terjemahan dari keinginan hati. Lisan atau goresan pena atau gerak
tubuh adalah jurubicara dari hati. Hati yang berkehendak diungkapkan oleh lisan
dan dilakukan oleh anggota tubuh. Sejatinya ketiga komponen tersebut antara
hati, lisan, dan perbuatan haruslah satu paket.
8. Komunikasi
Memiliki Efek Dunia dan Akhirat
Tujuan komunikasi adalah pertukaran pesan dan saling
mempengaruhi, maka membangun komunikasi yang bertujuan untuk menciptakan
suasana yang sehat adalah bagian yang tidak terpisahkan dari Islam. Pengaruh
pesan tersebut tidak hanya sesaat, tetapi kadang-kadang kekal sepanjang hidup
komunikan.
Di antara sebab manusia bisa
terpengaruh oleh komunikasi adalah karena komunikasi memiliki kekuatan menyihir
atau memukau orang lain.
Menurut Ibnu Hajar, ‘bayan’ itu
terbagi dua, pertama, penjelasan maksud yang sebenarnya; kedua, memperindah
retorika sehingga hati para pendengar terpesona mendengarkannya. Seni
menyampaikan pesan disebuut Nabi sebagai sihir karena ia bisa mengalihkan
perhatian pendengar kepada makna yang diinginkan oleh pembaca, meskipun keliru.
Jika pesan yang disampaikan membuat orang tertarik menerima pesan yang keliru,
maka dia menjadi tercela.
Karena besarnya pengaruh komunikasi,
maka kita perlu berfikir sebelum berkomunikasi, apakah membawa dampak positif
atau negative terhadap diri kita dan orang lain.
DAFTAR PUSTAKA
Hefni,
Harjani, Komunikasi Islam, ( Jakarta : Prenadamedia Group
, 2015)
[1] Dalam
sebuah hadist disebutkan : “ Sesungguhnya kalian diciptakan di perut ibunya 40
hari fase ‘nuftah’, kemudian fase ‘alaqah’ juga 40 hari, kemudain fase mudgah’
40 hari, dan setelah itulah ruh diciptakan.......” (HR. Bukhari, no.2969, dan
Muslim no.4781).
[2] Allah
berfirman : 9. “kemudian Dia menyempurnakan dan meniupkan ke dalam rohnya
(Ciptaan) Nya dan Dia menjadikan bagi kamu pendengaran , penglihatan, Hati;
(tetapi) kamu sedikit sekali bersyukur.
[3]Stewart
L.tubbs-Sylvia Moss, Human Communication (edisi Indonesia), (Bandung, PT.Remaja
Rosdakarya,2001), h.3
How to make money with a sportsbook - WorkTOMAKEE
BalasHapusHow to make หารายได้เสริม money online with a sportsbook. We've listed the top online sports betting sites in Michigan, Michigan, and West Virginia.