Pengertian Ruang Lingkup, dan Manfaat Mempelajari Komunikasi Islam (BAB I)
Meresume
Buku Komunikasi Islam
Penulis
buku : Harjani Hefni
BAB I
Pengertian Ruang Lingkup, dan Manfaat
Mempelajari Komunikasi Islam
1. Pendahuluan
Dalam bab
pertama ini akan dibahas definisi Komunikasi Islam, ruang lingkup kajiannya dan
urgensi mempelajari Komunikasi Islam. Setelah mempelajari bab ini, pembaca diharapkan
mampu :
1. Memahami dan
menjelaskan makna Komunikasi secara umum.
2. Memahami dan
menjelaskan makna Komunikasi Islam.
3. Memahami dan
menjelaskan persamaan dan perbedaan antara komunikasi Umum dengan Komunikasi
Islam.
4. Memahami tentang
ruang lingkup Kajian Komunikasi Islam.
5. Memahami dan
menjelaskan tentang urgensi Komunikasi Islam dalam kehidupan muslim.
6. Mengetahui
tentang kontribusi Komunikasi Islam dalam Ilmu Komunikasi secara umum.
2. Definisi
Komunikasi Islam
1. Definisi
Komunikasi Islam
Istilah Komunikasi berasal dari bahasa Inggris communication.
Di antara arti komunikasi adalah suatu proses pertukaran informasi di
antara individu melalui sistem lambang-lambang, tanda-tanda atau tingkah laku.[1]
Komunikasi juga diartikan sebagai cara untuk mengomunikasikan ide denga pihak
baik dengan berbincang-bincang, berpidato, menulis, melakukan korespodensi, dan
lain-lain.[2]
Dalam bahasa Arab, Komunikasi sering menggunakan istilah tawashul
dan ittishal. Kata Ittishal di antaranya digunakan oleh Awadh al-Qarni
dalam bukunya “Hatta La Takuna Kallan” (Supaya Anda Tidak Menjadi Beban
Orang Lain). Ketika mendefinisikan tentang komunikasi, Awadh mengatakan
bahwa komunikasi (ittishal) adalah melakukan cara yang terbaik dan menggunakan
sarana yang terbaik untuk memindahkan informasi, makna, rasa, dan pendapat
kepada pihak lain dan mempengaruhi pendapat mereka serta menyakinkan mereka
dengan apa yang kita inginkan apakah dengan menggunakan bahasa atau dengan yang
lainnya.[3]
Kalau merujuk kepada kata dasar ‘washala’ yang artinya
sampai, tawashul artinya adalah proses yang dilakukan oleh dua pihak untuk
saling bertukar informasi sehingga pesan yang disampaikan dipahami atau sampai
kepada dua belah pihak yang berkomunikasi. Jika komunikasi hanya terjadi dari
satu arah tidak bisa dikatakan tawashul. Sedangkan kata ittishal secara bahasa
lebih menekankan pada aspek ketersambungan pesan, tidak harus terjadi
komunikasi dua arah. Jika salah satu pihak menyampaikan pesan dan pesan itu
sampai dan bersambung dengan pihak yang dimaksud maka pada saat itu, sudah
terjadi komunikasi dalam istilah ittishal.
Dalam buku Sasa Djuarsa Sendjaja yang berjudul Pengantar Ilmu
Komunikasi dijabarkan tujuh definisi yang dapat mewakili sudut pandang dan
konteks pengertian komunikasi. Definisi-definisi tersebut adalah sebagai
berikut :
1. Komunikasi
adalah suatu proses melalui mana seseorang (komunikator) menyampaikan stimulus
(biasanya dalam bentuk kata-kata) dengan tujuan mengubah atau membentuk
perilaku orang-orang lainnya (khalayak).
2. Komunikasi adalah
proses penyampaian informasi, gagasan, emosi, keahlian, dan lain-lain melalui
penggunaan simbol seperti kata-kata, gambar-gambar, angka-angka dan lain-lain.
3. Komunikasi pada
dasarnya merupakan suatu proses yang menjelaskan siapa ? dengan akibat apa atau
hasil apa ? (Who? Says What? In Which Channel? To Whom? With What Effect?.
4. Komunikasi
adalah suatu proses yang membuat sesuatu dari yang semula dimiliki oleh
seseorang ( monopoli seseorang) menjadi
dimiliki oleh dua orang tau lebih.
5. Komunikasi
timbul didorong oleh kebutuhan-kebutuhan untuk mengurangi rasa ketidakpastian,
bertindak secara efektif, mempertahankan atau memperkuat ego.
6. Komunikasi
adalah suatu proses yang menghubungkan satu bagian dengan bagian lainnya dalam
kehidupan.
7. Komunikasi
adalah seluruh prosedur melalui mana pikiran seseorang dapat mempengaruhi
pikiran orang lainnya.
Ketujuh definisi diatas memang cukup beragam dan saling
melengkapi. Definisi pertama menjelaskan bahwa komunikasi dilakukan dalam
bentuk kata-kata dan bertujuan untuk mempengaruhi dan membentuk perilaku orang lain.
Definisi kedua melengkapi definisi pertama, bahwa komunikasi tidak hanya dalam
bentuk kata tetapi juga gambar, angka dan lain-lain sehingga yang disampaikan
bisa lebih atau mewakili yaitu termasuk gagasan, emosi atau keahlian tanpa
menyebutkan efek harus mempengaruhi atau membentuk katakter orang lain.
Definisi ketiga menyebutkan komponen proses komunukasi. Pengertian keempat
sampai ketujuh menjelaskan tentang manfaat komunikasi, yaitu berbagi informasi,
mengurangi rasa ketidakpastian, bertindak secara efektif, mempertahankan atau
memperkuat ego, menghubungkan banyak orang, dan mempengaruhi orang lain.
Stewart L.Tubbs dalam bukunya Human Communication merangkum
arti komunikasi dengan mengatakan bahwa komunikasi secara luas didefinisikan
sebagai “berbagi pengalaman.”[4]
Dari satu sisi, penulis sepakat dengan Tubbs tentang makna komunikasi. Hanya
saja menurut penulis komuniksi tidak hanya bermakan berbagi pengalaman tetapi
juga membagi pengalaman. Berbagi pengalaman artinya berbagi informasi tentang
pengalaman yang didapat oleh masing-masing pihak yang berkomunikasi. Berbagi pengalaman
diambil dari kata tawashul (Saling tersambung) yang merupakan model komunikasi
dua arah atau lebih. Selain berbagi pengalaman, komunikasi juga berarti membagi
pengalaman. Membagi pengalaman diambil dari kata ittishal yang merupakan salah
satu model komunikasi satu arah. Selain membagi dan berbagi pengalaman,
definisi komunikasi juga tidak boleh mengabaikan aspek pengaruh komunikasi
proses dan sesudah proses berbagi pengalaman berlangsung.
2. Definisi
Islam
Kata Islam dalam buku al-Ta’rifat karya al-Jurnani diartikan
sebagai kerendahan dan ketundukan terhadap apa yang dikabarkan oleh Rasulullah
Saw.[5]
Menurut Abdul Karim Zaidan Islam adalah bersyahadat bahwa tiada Illah selain
Allah dan Muhammad adalah Rasulullah, mendirikan shalat, menunaikan zakat,
berpuasa Ramadhan, dan menunaikan ibadah Haji. Definisi ini memotret Islam dari
sisi amalan utama atau lima rukun utama yang tidak boleh ditinggalkan oleh
orang yang memeluk agama Islam. Karena pilar utama Islam adalah lima lima rukun
tersebut, maka Islam diidentikkan dengan rukun Islam.
Penulis sendiri (Harjani Hefini) mendefinisikan Islam lewat
makna bahasa. Islam menurut bahasa secara umum artinya adalah tunduk,
menyerahkan diri kepada Allah, damai, serta selamat. Damai dan selamat adalah
tujuan, sedangkan sarananya adalah tunduk dan menyerahkan diri dengan seluruh
aturan Allah yang diturunkan Nabi Muhammad SAW dan yang paling pokok
diantaranya adalah rukun Islam.
Dengan makna bahasa seperti ini, kita bisa menangkap ruh dari
dinul Islam secara keseluruhan, yaitu kedamaian dan keselamatan. Jalan yang
mengantarkan kepada kedamaian dan keselamatan itu adalah ajaran Islam yang
tertuang dalam Al-Quran dan Sunnah Nabi Muhammad SAW.
3. Makna
Komunikasi Islam
Komunikasi Islam adalah komunikasi yang dibangun atas
prinsip-prinsip Islam yang memiliki ruh kedamaian, keramahan, dan keselamatan. Berdasarkan
informasi dari Al-Quran dan Sunnah ditemukan bahwa Komunikasi Islam adalah
komunikasi yang berupaya untuk membangun hubungan dengan diri sendiri, dengan
Sang Pencipta, serta dengan sesama untuk menghadirkan kedamaian, keramahan dan
keselamatan buat diri dan lingkungan dengan cara tunduk dengan perintah Allah
dan Rasul-Nya
Tindakan apapun dalam komunikasi yang membuat hati orang
seseorag menjadi rusak atau hati orang menjadi sakit atau luka bertentangan
dengan ruh komunikasi Islam.
4. Ruang Lingkup
Kajian Komunikasi
Objek kajian Ilmu Komunikasi Islam terdiri dari tiga paket
kajian yang tidak bisa dipisahkan antara satu dengan yang lainnya. Tiga paket
kajian itu adalah komunikasi manusia dengan Allah, komunikasi manusia dengan
diri nya sendiri, dan komunikasi manusia dengan yang lainnya. Tiga bentuk
komunikasi ini merupakan warisan dari ajaran agama secara universal.
5. Manfaat Mempelajari
Ilmu Komunikasi Islam
Karena pentingnya Komunikasi,
Islam yang mengusung prinsip ‘kafah’ atau komprehensif dalam ajarannya tidak
membiarkan umat yang menyakininya berkomunikasi tanpa panduan.
Karena Ilmu Komunikasi Islam bertujuan untuk membimbing kaum
muslimin secara khusus dan manusia secara umum agar mampu membangun komunikasi
kepada Pencipta mereka, dengan diri sendiri, serta dengan sesama berdasarkan
prinsip-prinsip Islam. Dengan panduan agama, maka komunikasi akan berjalan
sesuai dengan alur yang ditentukan Allah.
DAFTAR PUSTAKA
Hefni, Harjani,
Komunikasi Islam, ( Jakarta : Prenadamedia Group
,
2015)
[1]
Webster’s New Collegiate Dictionary edisi tahun 2017
[2] The New
Americian Webster Dictionary, h. 148, (New York: A Signet Book)
[3] Halah
Abdul ‘A al-jamal, Fann al-tawashul fi al-Islam, 2008, cet. 1
[4] Stewart L.
Tubbs-Sylvia Moss, Human communication, (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya,
2001), h.4, cet.3
[5] Ali bin
Muhammad bin Ali al-Zain al syarif Al-Jurnani, al-Ta,rifat, ( Beirut : Dar al-Kutub
al-‘Ilmiyyah, 1403-1983), h.23.
Komentar
Posting Komentar