PRINSIP-PRINSIP DASAR ILMU KOMUNIKASI ISLAM

BAB 7

PRINSIP-PRINSIP DASAR ILMU KOMUNIKASI ISLAM

A.    PENDAHULUAN
Komunikasi Islam tunduk dengan sumber utama ajaran Islam yaitu al-Quran dan Sunnah. Dari dua sumber inilah prinsip-prinsip dasar Ilmu Komunikasi Islam diambil. Dengan memahami prinsip-prinsip dasar komunikasi dalam Islam diharapkan pembaca akan memiliki rambu-rambu yang membantunya dalam berkomunikasi sesuai dengan aturan umum ajaran Islam. Prinsip-prinsip ini berlaku umum untuk segala bentuk komunikasi dengan sesama manusia.
Berdasarkan penelitian tentang karakter komunikasi dalam al-Quran dan Sunnah, penulis (Harjani Hefni) menemukan dua belas prinsip dasar yang melekat dengan Ilmu Komunikasi Islam. Kedua belas prinsip itu adalah : prinsip ikhlas, prinsip pahala dan dosa, prinsip kejujuran, prinsip kebersihan, prinsip berkata positif, prinsip paket, prinsip dua telinga satu mulut, prinsip pengawasan, prinsip selektivitas dan validitas, prinsip saling mempengaruhi, prinsip keseimbangan berita, dan prinsip privacy.
Setelah mempelajari bab ini pembaca diharapakan mampu :
1.      Memahami duabelas prinsip komunikasi Islam.
2.      Menerapkan keduabelas prinsip itu dalam berkomunikasi.

B.     PRINSIP-PRINSIP KOMUNIKASI ISLAM

1.        Prinsip Pertama : Prinsip Ikhlas
Secara bahasa, ikhlas berasal dari kata khalasha yang artinya suci, bersih dari noda.[1] Sedangkan ikhlas menurut istilah adalah kerja yang dilakukan oleh hati untuk mensucikan dirinya dari berbagai motif yang tidak benar.[2] Tidak ikhlas menyampaikan atau menerima pesan artinya tidak sucinya keinginan untuk menyampaikan atau menerima pesan.
Prinsip ikhlas ini adalah prinsip paling mendasar dalam komunikasi Islam. Kehilangan prinsip ini dari komunikator maupun komunikan akan membuat tujuan utama komunikasi yaitu ibadah menjadi hilang dan kekuatan pesan yang disampaikan memudar. Kehilangan prinsip ini  dari salah satu pihak akan membuat proses komunikasi terhambat apalagi bertemu antara ketidakikhlasan komunikator dengan komunikan.
Selain faktor penerima pesan, kekuatan pesan juga dipengaruhi oleh keikhlasan pengirim pesan. Pesan yang baik yang disampaikan oleh orang yang tidak ikhlas memiliki pengaruh pada penerimanya.
Ikhlas dalam komunikasi adalah pilar utama untuk mendapatkan komunikasi yang berkualitas : mendapatkan pahala, selektif, dan produktif.
2.        Prinsip Kedua : Pahala dan Dosa
Prinsip ini menjelaskan bahwa setiap pesan ataua pernyataan yang keluar itu mengandung konsekuensi pahala atau dosa. Lisan memiliki peran kunci dalam berkomunikasi, apakah membawa kita kepada kesuksesan atau kehancuran.
Agar lisan kita tidak menjadi alat pengumpul dosa tetapi selalu memproduksi pahala, maka Islam membimbing manusia terutama umatnya untuk melakukan langkah-langkah berikut :
1.         Islam melarang berkat kotor dan kasar
2.         Memberi motivasi agar selalu berkata yang baik.
Rasulullah memberikan motivasi kepada orang yang berkata baik dengan berbagai macam cara diantaranya :
a.       Menyampaikan kabar gembira kepada orang yang selalu berkata baik dan mewanti-wanti orang-orang sembarangan mengeluarkan pernyataan.
b.      Berkata yang baik menyebabkan masuk surga dan mendapatkan tempat yang baik disana.
c.       Berkata baik dikategorikan memberi sedekah bahkan lebih baik dari sedekah
d.      Islam identik dengan ucapan yang baik.

3.        Prinsip Ketiga : Prinsip Kejujuran
   Kejujuran dalam menyampaikan pesan adalah prinsip mendasar dalam komunikasi Islam. Tidak tegaknya prinsip ini akan berakibat fatal buat kehidupan manusia.
Di antara bentuk kejujuran dalam berkomunikasi adalah :
a.       Tidak memutarbalikkan fakta
b.      Tidak berdusta

4.        Prinsip Keempat : Prinsip Kebersihan
Prinsip keempat ini tidak kalah pentignya dengan prinsip-prinsip sebelumnya. Islam sangat menekankan prinsip kebersihan dalam segala hal, termasuk dalam menyampaikan pesan. Pesan yang baik akan mendatangkan kenyamanan psikologis bagi yang menerimanya, sedangkan pesan-pesan sarkatis, jorok, berdarah-darah, pertengkaran, perselingkuhan, adu domba, gossip, umpatan, dan sejenisnya akan berdampak pada keruhnya hati.
Menyampaikan kata-kata yang memberikan harapan kepada seseorang adalah lebih baik daripada kata-kata yang membuat orang pesimis. Di antara tujuan komunikasi adalah memberikan kenyamanan psikologis kepada orang yang mendengarkan.
5.        Prinsip Kelima : Berkata Positif
Pesan positif sangat berpengaruh bagi kebahagiaan seseorang dalam kondisi apapun dia berada. Seorang komunikator yang sering mengirim pesan positif kepada komunikan akan menyimpan modal yang banyak untuk berbuat yang positif.
Motivasi adalah pesan positif, pesan yang diungkapkan dengan bahasa yang penuh optimis membangkitkan semangat untuk melakukan perubahan.
6.        Prinsip Keenam : Prinsip Paket (Hati, Lisan, dan Perbuatan)
Manusia adalah makhluk yang diciptakan Allah dalam satu paket lengkpa. Ada unsur jiwa dan ada unsur raga. Gerak raga dalam konsep Islam dipengaruhi secara kuat oleh hati atau jiwa. Artinya, lisan akan berbicara yang baik manakala hatinya baik, dan lisan akan mampu berbicara dengan baik dan lancar tanpa kendali dari jiwanya, yang diucapkannya akan terasa hambar.
Konsistensi antara hati, kata dan perbuatan adalah ciri manusia sukses. Allah tidak menyukai inkonsistensi. Tidak hanya Allah, manusia secara umum juga memandang bahwa inkonsistensi adalah cacat yang membuat nilai seseorang menjadi berkurang.
7.      Prinsip Ketujuh : Prinsip Dua Telinga Satu Mulut           
            Isyarat agar kita berhati-hati dalam berbicara dan banyak mendengar adalah pada struktur fisik yang diciptakan dengan dua telinga dan satu mulut. Fisik kita yang diciptakan dengan dua telinga dan satu mulut. Setelah informasi ditangkap oleh telinga, informasi tersebut disaring oleh perangkat akal dan sebelum dikeluarkan oleh lisan melalui mulut, lisan kita dikawal oleh gigi-gigi kita yang jumlahnya 32 itu.
            Orang yang cerdas adalah orang yang mampu memilah-milah informasi dan hanya mengambil yang terbaik dari informasi yang diterima.
8.         Prinsip Kedelapan : Prinsip Pengawasan
            Prinsip pengawasan muncul dari kepercayaan mukmin yang menyakini bahwa Allah Maha Mendengar, Maha Melihat, dan Maha Mengetahui. Selain itu mereka juga menyakini bahwa setiap kata yang diucapkan akan dicatat oleh malaikat pencatat.
            Prinsip pengawasan ini akan membuat orang selalu merasa diperhatikan dan dipantau. Orang yang selalu merasa dipantau biasanya lebih berhati-hati dalam mengeluarkan statemen.
9.    Prinsip Kesembilan : Prinsip Selektivitas dan Validitas
            Berbicara dengan data dan informasi akurat adalah salah satu ciri pribadi berkualitas. Selain menambah kredibilitas, informasi yang akurat menghindarkan kita jauh kepada kesalahan yang berujung kepada penyesalan.
            Prinsip selektivitas dan validitas dalam komunikasi Islam bukan hanya bertujuan untuk memberikan kepuasaan bagi komunikan di dunia ini, tetapi tujuan utama mereka adalah agar bisa mempertanggungjawabkan apa yang mereka kemukakan pada saat diminta pertanggungjawabannya di akhirat.
10.    Prinsip Kesepuluh : Prinsip Saling Mempengaruhi
            Tujuan dari komunikasi adalah saling mempengaruhi, maka membangun komunikasi yang bertujuan untuk menciptakan suasana yang sehat adalah bagian yang tidak terpisahkan dari Islam. Pengaruh pesan tersebut tidak hanya sesaat, tetapi kadang-kadang kekal sepanjang hidup komunikan.
            Di antara bentuk pengaruh strategis komunikan adalah :
1.      Dapat merubah pendapat orang lain
2.      Menjadi faktor yang menentukan baik buruknya manusia
11. Prinsip Kesebelas : Prinsip Keseimbangan Berita (Keadilan)
            Dengan prinsip ini, informasi yang kita terima akan lebih akurat, karena pihak yang sedang berselisih kadang-kadang memberikan informasi yang sedang berselisih kadang-kadang memberikan informasi secara emosional dan kadang-kadang berlebihan.
            Dalam menulis berita dikenal juga suatu istilah cover both side yang artinya perlakuan adil terhadap semua pihak  yang menjadi objek berita atau disebut juga dengan pemberitaan yang berimbang. Kita harus menampilkan semua fakta dan sudut pandang yang relevan dari masalah yang diberitakan, kita harus bersifat netral serta tidak memihak.
12.    Prinsip Keduabelas : Prinsip Privacy
            Setiap orang memiliki ruang privacy yang tidak boleh diungkap di pentas publik, begitu juga dengan organisasi, lembaga dan seterusnya. Membocorkan rahasia sama dengan menelanjangi orang, organisasi dan lembaga dan membuat mereka malu.
            Allah melarang orang beriman untuk mencari-cari informasi tentang masalah yang masuk dalam ruang privacy. Istilah yang dipakai oleh al-Quran adalah kata ‘tajassus’.
            Melanggar masalah privasi seperti ini di dalam Islam masuk dalam status pelanggaran hak-hak asasi manusia, yaitu melakukan pencemaran nama baik.


.
DAFTAR PUSTAKA
Hefni, Harjani, Komunikasi Islam, ( Jakarta  : Prenadamedia Group
 , 2015)










[1] Ibrahim Musthafa dkk, Al-Mu’jam al-Wasith, (Kairo : Dar al-Da’wah ) h.249,
[2] Ali bin Muhammad bin Ali al-Zain al-Syari Al-Jurnani, al-Ta’rifat, (Beirut : Dar al-Kutub al-Ilmiyyah, 1403-1983), h.13, cet.1.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

ISTILAH-ISTILAH KOMUNIKASI DALAM AL-QURAN DAN HADIST

BENTUK-BENTUK KOMUNIKASI ISLAM

Konsep Dasar Komunikasi Islam (BAB III)