ISTILAH-ISTILAH KOMUNIKASI DALAM AL-QURAN DAN HADIST
Meresume Buku Komunikasi Islam
Penulis buku : Harjani Hefni ,
Lc, MA
BAB 4
ISTILAH-ISTILAH
KOMUNIKASI DALAM AL-QURAN DAN HADIST
A. Pendahuluan
Dalam al-Quran
dan hadits ditemukan cukup banyak istilah- istilah yang terkait dengan ilmu
komunikasi. Diarata istilah tersebut adalah lafadz,
qaul, kalam, nuthq, naba’, khabar, hiwar, jidal, bayan, tadzkir, tabsyir,
indzar, tahridh, wa’adz, dakwah, ta’aruf, tawashi, tabligh, dan irsyad.
Makna dari masing- masing kata diatas akan dijelaskan pada saat pembahasan
tentang istilah tersebut didalam bab ini.
Penulis
mengelompokkan kata-kata tersebut dalam empat kategori yakni : pertama, jenis
pesan; kedua, kekuatan pesan; ketiga, metode menyampaikan pesan, dan keempat
manfaat pesan. Dari kata-kata diatas yang termasuk dalam jenis pesan adalah
lafadz, qaul, kalam, dan nuthq. Naba’, khabar dan hadist masuk dalam kategori
kekuatan pesan. Sedangkan hiwar dan jidal, bayan, tadzkir, tabsyir, indzar, wa’adz,
dakwah, ta’aruf, tawashi, tabligh, irsyad termasuk metode menyampaikan pesan
dengan metode-metode diatas akan berdampak kepada manfaat pesan.
B. JENIS PESAN
Pesan
adalah seperangkat lambing bermakna yang disampaikan oleh komunikator. Deddy
Mulyana mengatakan bahwa pesan adalah seperangkat symbol verbal atau non verbal
yang mewakili perasaan, nilai, gagasan atau maksud sumber. Sedangkan dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia, pesan diartikan sebagai amanat yang disampaikan lewat
orang lain, perintah atau nasihat yang tidak langsungatau melalui perantara.
1. Pesan verbal
Pesan
verbal penulis menemukan paling sedikit ada tiga istilah dalam Al- Qur’an. Tiga
istilah itu adalah lafadz, qaul, dan
kalimat.
ü Lafadz
Makna
asal dari kata ‘lafadz’ dalam bahasa
Arab adalah melempar. Disebut lafadz karena bunyi yang kita keluarkan dari
mulut ibarat bunyi atau symbol yang kita lemparkan dari mulut kita.
Lafadz
juga dipahami sebagai pesan paling sederhana yang keluar dari lisan seseorang
yang dapat dipahami maknanya.
ü Qaul
Dalam
bahasa Indonesia, ‘qaul’ diartikan kata. Kata qaul disebutkan 1722 kali dalam
Al-Qur’an, 529 kali dalam bentuk qala,
92 dalam bentuk yaqulun, 332 kali
dalam bentuk ’qul’, 13 kali dalam
bentuk qalu,49 kali dalam bentuk qila, 52 kali dalam bentuk al- qaul, 12 kali dalam bentuk ‘qauluhum’ dan bentuk- bentuk lainnya.
Menurut Ibnu Mandzur, ‘qaul’ adalah
lafadz yang diucapkan oleh lisan baik maknanya sempurna ataupun tidak. Selain
mengandung makna, qaul adalah ucapan
yang diucapkan oleh pembicara karena keinginan darinya. Dalil yang memperkuat
hal itu adalah QS. Al-An’am ayat 93.
Ayat
tersebut menyebutkan bahwa yang menyebabkan orang dikatakan dzalim dan mengada-
ngada adalah karena kesengajaan mereka untuk “mengatakan” hal yang mengada-
ngada. Qaul yang dimaksud disini adalah kata yang mengandung makna dan keluar
dari lisan atas dasar kesengajaan dan kesadaran penuh dari orang yang
mengucapkan. Qaul adalah pesan verbal yang sama dengan lafadz atau lebih
lengkap dan luas penggunaannya dibandingkan lafadz.
Qaul Dalam Al- Qur’an
Dalam
al –Qur’an ditemukan cukup banyak ayat
yang menggunakan istilah qaul. Secara umum, qaul yang terdapat dalam al- Qur’an
bermakna dan digandeng dengan sifat atau tertentu.
Berikut
ini beberapa qaul yang disebutkan
dalam al-Qur’an :
a. Qaulan Ma’rufan
Ma’ruf
artinya kebaikan dunia maupun akhirat. Ungkapan ini disebutkan empat kali dalam
al- Qur’an dengan menampilkan empat peristiwa yang berbeda- beda. Empat ayat
itu adalah surah al- Baqarah ayat 235, surah al- Nisa’ ayat 5, surah al- Nisa’
ayat 8, surah al- Ahzab ayat 32.
Surah
al- Baqarah ayat 235 memuat perintah Allah agar berkata dengan bahasa yang
tidak vulgar untuk meminang wanita yang ditinggal mati suami atau dicerai
suaminya.
Yang
dimaksud qaulan ma’rufan dalam surah al- Baqarah ayat diatas adalah mengucapkan
bahsa sindiran yang tidak menyakiti dan menyinggung perempuan yang masih dalam
suasana duka bahwa dia akan meminang perempuan itu setelah selesai iddahnya.
Surah
al- Nisa’ ayat 5 merekam tentang peristiwa anak yang belum dewasa atau sudah
dewasa tetapi tidak mampu mengelola uang yang ditinggalkan oleh alhi warisnya.
Kalau mereka mau mengambil harta mereka yang dititipkan kepada wali mereka,
diprediksi harta itu akan habis sia- sia.
Berkata
ma’ruf disini artinya mengatakan kepada mereka perkataan yang bijak agar mereka
mengerti kenapa harta itu tudak diserahkan langsung kepada mereka tanpa
menyinggung perasaan mereka.
Sedangkan
dalam surah al- Nisa’ ayat 8 Allah memerintakan untuk berkata ma’ruf kepada
family, anak yatim atau orang miskin yang hadir saat pembagian harta warisan.
Tujuannya agar mereka tidak tersinggung jika tidak mendapat bagian dari harta
yang sedang dibagikan. Adapun dalam surah al- Ahzab ayat 32 Allah memerintakan
kepada istri- istri Rasulullah agar berbicara yang pantas, tidak mengundang
birahi orang yang mendengarkan.
b. Qaulan Kariman
Qaulan
kariman secara bahasa berarti perkataan yang mulia dan berharga. Lawan dari
mulia dan berharga adalah murahan dan tidak mempunyai nilai. Ungkapan ini
diabadikan oleh al- Qur’an pada surah al- isra’ ayat 23.
Ibnu
Katsir mengatakan bahwa diantara wujud dari qaulan kariman itu adalah berkata
lembut, beradab, santun dan menghormati. Al- Alusi mengatakan bahwa qaulan
kariman adalah perkataan yang indah tidak bengis. Beliau memberikan contoh
bagaimana memanggil ibu dan bapak dengan panggilan yang paling mereka sukai,
dan bagaimana memilih kata terindah untuk menjawab panggilan mereka.
c. Qaulan maysuran
Menurut
bahasa qaulan maysuran artinya adalah perkataan yang mudah. Maysur adalah isim
maf’ul dari yusr yang artinya mudah. Ungkapan ini terdapat dalam surah al-
Isra’ ayat 28.
Ayat
ini ditempatkan setelah perintah berbuat baik terhadap orang tua, keluarga
dekat, orang miskin dan musafir yang memerlukan bantuan , serta setelah
larangan untuk bersikap boros.
Berdasakan
penafsiran dari Mujahid, ikrimah, dan lainnya, dapat dipahami bahwa qaulan
maysuran adalah perkataan yang menyenangkan memberikan haparan kepada orang dan
tidak menutup peluang mereka untuk berbuat kebaikan dari kita. Ungkapan itu
bisa berbentuk janji yang wajar dan mungkin direalisasikan atau meminta orang
agar mendoakan kita diberikan kelapangan rezeki agar mudah membantu mereka dan
orang lain.
d. Qaulan Balighan
Ungkapan qaulan balighan secara bahasa berarti
perkataan yang sampai kepada maksud, berpengaruh dan membekas kepada jiwa.
Ungkapan ini terdapat dalam al- Qur’an surah al- Nisa’ ayat 63.
Ayat
ini terkait dengan orang- orang munafik yang telah banyak berkreasi dalam
melakukan kejahatan. Kejahan orang munafik yang paling serius dan berdampak
kepada lahirnya kejahatan- kejahatanyang lain adalah tidak padunya hati mereka
dengan apa yang mereka ucapkan. Ciri utama mereka adalah banyak dusta, suka
ingkar janji, tidak amanah dalam menjalankan tugas, sholatnya malas- malasan,
lain dilidah lain di hati.
e. Qaulan Layyinan
Ungkapan
qaulan layyinan secra bahasa berarti ungkapan yang lemah lembut. Ungkapan ini
terdapat dalam al- Qur’an surah Thaha ayat 44. Ayat ini berkisah tentang Musa
dan Harun yang diperintahkan Allah untuk berdakwah kepada Firaun. Firaun dengan
kerajaannya yang besar dan kuat serta memiliki peradabaan yang tinggi telah
membuatnya lupa akan hakikat dirinya. Akhirnya dia menobatkan dirinya sebagai
tuhan dan memaksa rakyatnya untuk mengakui dirinya sebagai tuhan. Dia yang
menganggap dirinya mampu menentukan nasib manusia, bisa menghidupkan dan
mematikan manusia dengan kehendaknya akhirnya berhati sombong, merendahkan dan
menghina rakyat.
Sombong
adalah salah satu bentuk dari kerasnya hati. Hati yang sombong akan menolak
kebenaran yang datang dari orang lain dan merendahkan orang yang ada
dihadapannya. Untuk menghadapi hati dalam kondisi seperti ini Allah
memerintahkan Nabi Musa dan Nabi Harun untuk menggunakan strategi qaulan layyinan.
f. Qaulan Sadidan
Ungkapan
qaulan sadidan menurut bahasa berarti perkataan yang benar. Ungkapan ini
terdapat didua tempat dalam al- Qur’an, yaitu di surah al- nisa’ ayat 9 dan
disurah al- Ahzab ayat 70. Dalam surah al- nisa ayat 9. Ayat ini berkaitan
dengan peristiwa menjelang kematian, ada orang yang sedang menanti ajal, ada
ahli waris, ada yang akan menjadi ahli warisdari yang akan ditinggalkan, dan
ada penjenguk. Kepada semuanya Allah memerintahkan mereka untuk bertaqwa
kepada- Nya dan mengucapkan perkataan yang benar (qaulan sadidan).
Bagi
penjenguk, mengucapkan perkataan yang benar adalah menuntun orang yang sedang
menanti ajal untuk bertaubat, mengucapkan kalimat syahadat, berbaik sangka
dengan Allah, menuntunnya untuk tidak berwasiat lebih dari sepertiga hartanya.
Bentuk qaulan sadidan bagi wali yang akan menerima amanah mengurus anak- anak
yang akan ditinggalkan adalah dengan mengatakan dan memperlakukan mreka
sebagaimana mereka memperlakukan anak mereka sendiri. Bagi ahli waris yang
menyaksikan saat- saat ajal menjemput, bentuk qaulan sadidan adalah dengan
tidak membuat khawatir orang yang akan meninggal karena ribut membicarakan
harta di hadapannya.
Dalam
surah al- Ahzab ayat 70, Allah memerintahkan orang- orang yang beriman untuk
mengucapkan perkataan yang benar secara umum.
Kata
qaulan sadidan secara umum bermakna perkataan yang tepat dengan kondisi yang
ada, seperti menembakan anak panah kesasaran yang dituju. Al- Jazairi
mendefinisikan qaulan sadidan dengan dua kata, yaitu shidqan
sha-iban, yang benar dan tepat sasaran.
g. Qaulan Tsaqilan
Ungkapan
qaulan tsaqilan secara bahasa berarti perkataan yang berat. Ungkapan ini
disebutkan dalam al- Qur’an Surah al- Muzzammil ayat 5. Secara umum yang dimaksud qaulan tsaqilah
adalah al- Quran, karena didalamnya terkandung tugas- tugas berat bagi
rasulullah saw.
Al-
Quran dikatakan berat karena baik struktur bahsa maupun maknanya sangat kokoh,
isinya tidak ada yang picisan. Al- Quran juga dikatakan berat karena orang yang
ingin merenungkan maknanya memerlukan keseriusan dalam mengkajinya, dan
nilainya akan bertambah, tidak lapuk dan usang dimakan zaman. Beratnya bobot
al- Quran baik dari aspek bahasa maupun isinya membuat kitab ini disebut
mengandung mekjiizat.
Qaulan
Tsaqilan dalam konteks komunikasi adalah kata kata yang berbobot dan penuh
makna, memiliki nilai yang mendalam, memerlukan perenungan untuk memahaminya,
dan bertahan lama.
h. Qaulan Adziman
Secara
bahasa qaulan adziman artinya perkataan yang besar. Ungkapan ini disebukan oleh
Allah swt dalam surah al- Isra’ ayat 40. Kata- kata yang besar maksudnya disini
besar kekejiannya, kelancangannya, dan besar kedustaannyadan jauh keluarnya
dari hal yang sebenarnya. Ayat ini berkaitan dengan orang- orang arab jahiliyah
yang meyakini bahwa malaikat itu merupakan anak perempuan tuhan.
Dalam
komunikasi, mengeluarkan pernyataan yang tidak berdasar dan membuat rusak
keyakinan seseorang atau bahkan masyarakat adalah termasuk perkataan yang
besar. Qaulan Adziman menimbulkan dampak kerusakan yang besar bagi orang yang
mengucapkannya dan bagi orang yang menerima atau mengkonsumsinya.
i.
Ahsanu
Qaulan
Ungkapan ahsanu qaulan secara bahasa artinya perkataan yang
paling baik. Ungkapan ini terdapat dalam surah Fushshilat ayat 33. Dalam ayat
ini Allah menyebutkan tentang perkataan paling baik yang diucapkan oleh
manusia. Perkataan itu adalah seruan untuk beriman kepada Allah, beramal
shaleh, dan menyatakan diri sebagai seorang yang tunduk dengan aturan Allah
swt.
Orang yang terbiasa mengucapkan kata- kata terbaik dan
mendengar kata- kata terbaik berpotensi menjadi manusia yang berkualitas baik.
ü Kalimat
Kalimat
dalam bahasa Arab adalah senyawa dari dua unsure, yaitu lafadz dan ifadah.
Lafadz sudah disebutkan maknanya dalam kajian sebelumnya, sedangkan ifadah
artinya mengandung makna. Jadi kalimat adalah susunan lafadz yang mengandung
makna yang sempurna.
Kalimat Dalam Al-Quran
a. Kalimatullah
Kalimatullah
artinya kalimat Allah. Istilah ini ditemukan dalam al-quran Surah al-Taubah
ayat 40. Yang dimaksud dengan kalimatullah adalah agama Allah, hukum Allah,
syariat Allah dan segala hal yang bersumber dari Allah baik perintah maupun
larangan. Al- Quran menyatakan bahwa kalimatullah itu tinggi. Ibnu Abbas
mengatakan bahwa kalimatullah adalah kalimat tauhid, La ilaha ilallah.
Ketinggian kalimatullah itu dijelaskan dalam al- Quran surah al-An’am ayat 115.
Ketinggian pada kalimatullah terletak pada shidq dan adilnya. Shidq artinya
kebenaran yang tidak perlu penambahan atau pengurangan, sedangkan adil artinya
adil dalam menentukan hukum dan keputusannya.
b. Kalimat Alladzina Kafaru
Makna
Kalimat Alladzina Kafaru adalah kalimat orang- orang yang mengingkari
kebenaran. Ungkapan ini terdapat dalam al- Quran Surah al-Taubah ayat 40.
Ibnu
Abbas mengatakan bahwa yang dimaksud dengan Kalimat Alladzina Kafaru adalah
syirik dan segala sesuatu yang bertentangan dengan kalimatullah
c. Kalimatun sawa’
Kalimatun
sawa’ seraca bahasa artinya adalah kalimat yang sama. Imam Thabari mengatakan
bahwa Kalimatun sawa’ adalah kalimat yang adil. Kalimat yang adil artinya
adalah kalimat yang berdiri ditengah dan disepekati oleh kalangan intelektual
yang objektif dari hasil penelitian yang akurat tentang sesuatu. Ungkapan ini
terdapat dalam al-Quran surah Ali Imran ayat 64.
Kalimatun
sawa’ adalah upaya untuk mencari titik temu sebanyak- banyaknya, karena
persamaan jauh lebih banyak dari perbedaan.
d. Kalimat al-kufr
Secara
bahasa, kalimat al-Kufr artinya kalimat yang mengandung makna pengingkaran
terhadap kebenaran, atau mengandung unsur pelecehan terhadap nilai- nilai
kebenaran dan orang- orang yang membawa nilai kebenaran. Ungkapan ini disebukan
dalam al-Quran surah al-Taubah ayat 74. Kalimat al-kufr berbeda dengan
kalimatullahdzina kafaru, karena kalimat mungkin saja diucapkan oleh orang yang
mengaku bahwa dirinya beriman dan tidak mengingkari kebenaran yang dibawa oleh
nabi Muhammad saw, tetapi mereka mengucapkan kata- kata yang mengandung
pengingkaran.
e. Kalimat al- taqwa
Menurut
bahasa kalimat taqwa artinya kalimat yang berfungsi melindungi. Ungkapan ini
disebutkan dalam al-Quran surah al-Fath ayat 26. Para ulama tafsir secara umum
mengatakan bahwa yang dimaksud dengan kalimat al-taqwa adalah kalimat la ilaha
ilallah. Kalimat ini berfungsi untuk melindungi orang yang mengucapkannya dari
perbuatan syirik, kalimat ini juga melindungi orang dari kehidupan hina di
dunia dan akhirat. Kalimat paling baik untuk menyelamatkan diri manusia adalah
la ilaha ilallah.
f. Kalimat al- Thayyibah
Secara
bahasa Kalimat al- Thayyibah berasal dari kata thaba yang artinya enak, bersih
dan tumbuh. Ungkapan ini disebutkan
dalam al-Quran surah Ibrahim ayat 24. Ayat ini menjelaskan bahwa kalimat yang
baik memiliki pengaruh yang kuat serta menghujam kedalam jiwa, kalimat
thayyibah juga enak didengar, tidak kotor, produktif juga menimbulkan semangat
orang yang mendengarkannya untuk melakukan apa yang dia dengar atau baca.
Kalimat ini berfungsi untuk memotivasi orang melakukan kebaikan dan mencegah
mereka melakukan kerusakan.
g. Kalimat al- Khabitsah
Secara
bahasa Kalimat al- Khabitsah artinya kalimat yang buruk, jelek, kotor, hina,
rusak dan rendah. Ungkapan ini disebutkan dalam al-Quran surah Ibrahim ayat 26.
Ayat ini menejelaskan bahwa selain kalimat yang baik ada kalimat yang buruk dan
kotor, kalimat ini secara substansi tidak kuat, gampang tercampur dari
keyakinan.
C.
KEKUATAN PESAN
Pesan
yang dikirim oleh seseorang memiliki pengaruh yang berbeda antara satu dengan
yang lain, baik pengaruh positif maupun pengaruh negatif. Di antara jenis pesan
dalam al-Quran yang memiliki pengaruh luas adalah pesan yang disebut istilah
naba’ apakah perintah itu benar atau salah.
1. Naba’
a. Kata naba’ dalam al- Quran
Dalam
al-Quran ditemuykan beberapa ayat yang menggunakan kata naba’. Diantara terdapat
dalam Qur’an surah al- Naba’ayat 2. Al- Naba’ dalam ayat ini menggunakan alif
lam ma’rifah (yang berfungsi untuk menidentifikasi suatu kata) dan diberi kata
sifat al-adzim. Surah al-an’am ayat 34
dan 67 diidhafah-kan dengan kata al- mursalin . Surah al- Qasash ayat 3 yaitu
Allah menceritakan tentang Musa dan Firaun adalah berita penting yang perlu
mendapatkan perhatian dari semua pihak untuk diambil pelajaran. Surah al- Naml
ayat 66 yaitu berita berasal dari burung Hud- Hud yang disampaikan kepada nabi
Sulaiman. Surah al-Naml ayat 27, surah al- Hujarat ayat 2.
b. Naba’ dan Urgensi Pesan
Menurut
penulis kitab Taj al-Arus, kata naba’ dan khabar memiliki arti yang sama.
Tetapi sebagian lain mengatakan bahwa dua kata ini memiliki makna yang berbeda.
Al- Manawi umpamanya mengatakan bahwa naba’ adalah khabar yang memiliki manfaat
yang besar yang bisa menghasilkan kualitas berita sampai derajat ilmu (akurat)
atau ghalabat al-dzann (kemungkinan benarnya lebih besar). Naba’ juga bukan
sekedar berita, tetapi berita penting yang akan mendapatkan perhatian luas dari
masyarakat.
2. Khabar
Khabar
dalam bahasa Indonesia diterjemahkan dengan kabar atau berita. Khabar di satu
sisi memiliki makna yang sama dengan naba’, tetapi ditempat lain khabar berbeda
dengan naba’. Khabar adalah berita yang dipindahkan dari orang lain dan juga
bisa bersumber dari diri sendiri dan mengandung dua kemungkinan, benar atau
salah.
Dianta
ayat yang menggunakan akar kata Khabar adalah surah al- Zalzalah ayat 4. Dalam
banyak ayat al-Quran menyatakan bahwa Allah adalah Khabir, dzat yang maha
mengetahui. Karena Allah adalah khabir, maka dia adalah sumber berita yang
bersumber dari-Nya tidak mungkin diragukan kebenarannya.
3. Hadits
Kata
hadits menurut bahasa Arab berarti berita atau baru. Ungkapan ini disebutkan
dalam al-Quran dibeberapa tempat, diantaranya di surah al Kahf ayat 6, surah
Luqman ayat 6, surah al- Zumar ayat 23, surah al- Najm ayat 59, surah
al-Waqi’ah ayat 81, surah al- Qalam ayat 111 dan surah al-Tahrim ayat 3.
Dalam
ayat- ayat tersebut kata hadits bisa berarti kabar dari Allah, berita dari
rasul, atau perkataan yang bersumber dari manusia biasa.
Dalam
Ilmu Musthalah al-Hadits biasa menyebutkan perbedaan antara hadits Rasulullah
dan Khabar. Kalau orang yang menyibukkan dirinya untuk menggali informasi dari
Rasulullah disebut muhaddits, sedangkan
orang yang menggeluti berita sejarah manusia secara umum maka dia disebut
akbari.
Shidiq dan Kadzib
Istilah
yang tidak bisa dipisahkan dari naba’, khabar dan hadits adalah shidq (benar
atau jujur) dan kadzib (dusta). Shidq dan kadzib bisa terjadi pada ketiga- tiga
jenis pesan diatas. Hanya berita dari Allah dan Rasul-Nya yang tidak diragukan
kebenarannya.
Shidq
Shidq
artinya perkataan diterima. Sebab perkataannya diterima adalah karena
pernyataan yang dikeluarkan dengan realitasnya sama.
Kadzib
Kadzib
artinya adalah lawan dari shiqd yaitu berita yang berasal dari sumber tetapi
tudak sesuai dengan kenyataannya yang membuat orang yang mendengarkannya bisa
mempercayaainya meskipun kenyataannya adalah salah.
D.
Metode Menyampaikan Pesan
1. Hiwar
Perbedaannya
terdapat diantara manusia memiliki sejarah yang panjang. Secara umum manusia
sejak lahir sudah berbeda dengan lainnya, baik warna kulit, lidah, tabiat,
kemampuan memahami, tingkat intelektualitas, dan lain- lain. Perbedaan manusia
tidak hanya dari aspek fisik, tetapi juga perbedaan agama, pendapat, cara pandang,
orientasi, dan tujuan hidup.
Al-
Razi mengatakan bahwa yang dimaksud dengan perbedaan disini adalah perbedaan
dalam agama, akhlak dan tingkah laku.
Hiwar
menurut bahasa artinya pembicaraan yang langsung diantara dua orang atau lebih.
Hiwar juga berarti bertukar pikiran atau saling mengoreksi dalam pembicaraan.
Sedangkan menurut istilah umum adalah diskusi yang belangsung diantara dua
orang atau lebih dengan tujuan untuk meluruskan pandangan, menampilkan hujjah,
menetapkan kebenaran, menghilangkan syubuhat (keragu- raguan), dan
mengembalikan orang yang salah pemahamannya kepada kebenaran.
2. Jidal
Jidal
menurut bahasa artinya memintal benang. Kata ini memberikan inspirasi bahwa
jidal adalah upaya untuk merajut pendapat- pendapat yang berseberangan seperti
merajut benang- benang yang kusut. Kata jidal dengan berbagai jenisnya
disebutkan 29 kali dalam al-Quran, satu kali diantaranya disebut dalam ayat
dengan kata hiwar. Secara umum kata jidal mengandung makna agak negatif, karena
memiliki kecenderungan untuk memenangkan keinginanya bukan untuk mencari
kebenaran.
Ibnu
Katsir mengatakan bahwa membantah dengan cara yang baik artinya membantah
dengan raut muka yang manis, dengan ucapan yang lembut, dan dengan retorika
yang baik.
3. Bayan
Kata
bayan dalam berbagai jenisnya disebutkan banyak sekali dalam al-Quran, secara
bahasa bayan berarti jelas atau terang. Sedangkan menurut istilah bayan berarti
menjelaskan tujuan dengan pilihan kata yang paling tepat. Al-Jurjani mengatakan
bahwa bayan artinya menjelaskan maksud kepada orang yang mendengar.
4. Tadzkir
Tadzkir
berasal dari kata dzakara yang berarti mengingat. Ketika bangun katanya menjadi
dzakkara –tadzkir artinya berubah menjadi mengingat atau memberikan peringatan.
Kata
tadzkir dan tadzakkur dalam berbagai bentuknya disebutkan dibeberapa tempat
dalam al-Quran , diantaranya terdapat dalam surah Al-An’am ayat 70, al-Ra’d
ayat 19, Ibrahim ayt 5, Thaha ayat 44, Fathir ayat 37, Al-Zhumar ayat 9, Ghafir
ayat 13, al-Dzariyat ayat 49, al-Nazi’at ayat 35, al-A’la ayat 9 dan 10,
al-Ghasyiyah ayat 21 dan al-Fajr ayat 23.
Berdasarkan
dari data- data yang dikumpulkan dari ayat al-Quran diatas, maka tadzkir adalah
salah satu metode dalam komunikasi yang sangat bermanfaat untuk memberikan
peringatan dini kepada manusia agar tidak lupa dengan tujuan hidup yang
sebenarnya. Ayat- ayat diatas juga memberikan informasi kepada kita bahwa
manusia memiliki kecenderungan lalai mengambil peringatan dini dan lupa dengan
hakikat diri, karena itu diperlukan orang yang mengingatkannya.
5. Tabligh
Dasar kata
tabligh adalah balagha. Kata ini secara umum berarti selesai, berakhir atau
sampai, yang bisa digunakan untuk tempat, massa atau sesuatu yang abstrak.
Ketika kata balagha berubah menjadi
ballagha artinya berubah menjadi menyampaikan. Dan saat kata ini dihubungkan
dengan maksud atau tujuan, maka ballagha berarti upaya dari seseorang pembicara
atau pemberi isyarat untuk menyampaikan pesan atau maksud kepada pendengar atau
orang yang diajak berkomunikasi.
6. Tabsyir
Diatara
metode menyampaikan pesan adalah dengan tabsyir. Tabsyir tabsyir berasal dari
kata busyra dan bisyarah yang artinya adalah bahagia atau gembira. Sedangkan
kata tabsyir artinya adalah menyampaikan kabar bahagia atau gembira.
Busyra
pada dasarnya merupakan pesan khusus buat orang- orang sukses atau orang- orang
yang sedang menelusiri jalan- jalan kesuksesan.
Tujuan
dari busyra adalah memberikan motivasi kepada orang- orang yang baik agar
bertahan dalam kebaikan atau semakin bersemangat meningkatkan kualitas
kebaikkannya. Selain ditunjukan kepada orang yang telah sukses atau yang sedang
meniti kesuksesan, busyra dalam al-Quran juga digunakan buat orang- orang yang
gagal. Tujuannya adalah untuk menjatuhkan mental orang- orang yang sombong dan
acuh agar mereka berpikir ulang dengan sikap mereka atau menambah pedih
perasaan orang yang mendapatkan azab di akhirat.
7. Indzar
Manusia
ditakdirkan memiliki potensi cinta dalam dunia dan cenderung lalai
mempersiapkan massa depan akhirat. Salah satu metode untuk menumbuhkan rasa
takut kedalam hati manusia adalah dengan indzar. Indzar secara bahasa berarti
menyampaikan pesan dengan cara mengingatkan yang bertujuan untuk menumbuhkan
rasa takut dan kehati- hatian, baik untuk diri komunikator maupun komunikan.
Metode yang sering dipakai dalam al-Quran untuk menyampaikan’indzar’
diantaranya adalah dengan menampilkan kisah umat sebelum nabi Muhammad yang
dibinasakan oleh Allah akibat keingkaran mereka terhadap perintah Allah. Tujuannya
untuk mengingatkan manusia agar tidak mengulangi perbuatan generasu terdahulu
agar mereka tidak mengalami seperti apa yang telah mereka alami.
8. Ta’aruf
Ta’aruf
secara bahasa berasal dari kata ‘arafa yang berarti tahu atau kenal. Tahu atau
kenal disini artinya mengetahui dan mengenal sesuatu dengan tanda- tanda yang
membuatnya bisa membedakan antara satu dengan lainnya.
Saling
mengenal adalah salah satu tuntutan hidup manusia sebagai makhluk sosial. Tanpa
saling mengenal manusia akan kesulitan bahkan tidak mampu mewujudkan jati
dirinya selaku makhluk sosial. Dalam kehidupan manusia, saling mengenal atau
ta’aruf memerlukan waktu yang panjang, juga memerlukan tenaga dan biaya yang
tidak sedikit. Dalam proses ta’aruf akan jadi saling tukar informasi dan
pengalaman. Pada saat itu akan berlangsung proses pengaruh mempengaruhi. Karena
itu ta’aruf dengan berbagai elemen harus mendukung elemen utama dari kehidupan
yaitu ibadah dan taqwa.
9. Tawashi
Tawashi
berasal dari kata wasiat yang artinya bersambung. Seseorang memberi wasiat
artinya menyambungkan apa yang diinginkannya kepada orang lain. Maksud wasiad
disini adalah menyambungkan dirinya yang akan meninggal dengan orang yang masih
hidup, baik dalam bentuk memberikan harta atau pun pesan- pesan yang berharga.
Kata
wasiat dalam al-Quran secara umum dapat dikategorikan dalam dua kelompok makna.
Kelompok pertama, wasiat dalam arti menyampaikan pesan nerharga dan kedua
wasiat dalam arti menyampaikan pesan yang terkait dengan harta.
Bentuk
lain dari wasiat adalah tawashi, yaitu saling memberi wasiat kepada sesama.
Tawashi adalah salah satu bentuk komunikasi yang menghubungkan orang- orang
terdekat dan orang- orang khusus, sehingga terjalin suasana hati yang lebih
dekat dan akrab.
10. Nasihat
Nasihat menurut bahasa artinya murni,
jernih, bersih dan tanpa noda. Menurut
Ibnu Al-Atsir, nasihat adalah untaian kata yang diungkapkan buat orang
yang diberi nasihat dengan harapan orang yang diberi nasihat bertambah baik.
Sedangkan al-Jurnani membedakan antara nushu dengan nasihat. Menurut beliau,
nushu artinya mengikhlaskan atau memurnikan amal dari noda kerusakan. Sedangkan
nasihat artinya ajakan yang mengandung kebaikan dan larangan yang mencegah
kerusakan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, nasihat didefinisikan sebagai
arahan yang baik; ajaran atau pelajaran baik; anjuran atau petunjuk yang baik.
11. Irsyad
Irsyad berasal dari kata rasyada,
artinya mencari petunjuk kejalan yang lurus lawan dari kata sesat. Irsyad
artinya proses membantu seseorang dalam mengatasi permasalahan pribadinya
dengan mengarahkan dirinya untuk mengatasi masalah dirinya sendiri. Dari dua
makna itu, dapat dopahami bahwa irsyad artinya ialah menunjukkan jalan yang
lurus dan membimbing orang yang tersesat untuk kembali kejalan yang lurus
dengan memaksimalkan potensi yang ada pada orang yang dibimbing.
Irsyad di dunia modern sudah menjadi
disiplin ilmu mandiri dan disebut dengan ilmu konseling,. Dalam dunia konseling
komunikasi tidak bisa dihindari, karena konseling tidak akan bisa menghindari
kontak antara konselor dan kliennya.
12. Wa’dz atau mau’idzah
Al-Jurjani mendefinisikan Wa’dz sebagai
al-tadzkir bi al khair fima yariqqu lahu
al-qalb (mengingat tentang kebaikan yang membuat hati menjadi lembut.
Pesan terbaik yang disampaikan lewat
metode Wa’dz atau mau’idzah adalah tentang amr perintah) Allah dan nahy (larangan)
Allah. Wa’dz atau mau’idzah adalah jenis komunikasi yang bertujuan untuk
melunakan hati yang mendengarnya. Lunaknya hati terefleksi pada linangan air
mata, goncangan dada saat mendengarkan pesan, dan munculnya tekad untuk
berubah.
13. Idkhal al-surur
Diantara perintah islam terhadap umatnya
adalah perintah membahagiakan orang lain, baik dengan kata maupun perbuatan.
Banyak cara untuk membahagiakan sesama, diantaranya dengan mengucapkan selamat
atas kesuksesan yang diraih oleh teman, mengucapkan bela sungkawa dan turut
berduka atas musibah yang menimpa saudara kita, atau menebar senyuman dan wajah
ceria saat bertemu, meringankan beban saudara saat kesusahan, dan lain- lain.
DAFTAR PUSTAKA
Hefni, Harjani,
Komunikasi Islam, ( Jakarta : Prenadamedia Group
,
2015)
luar biasa
BalasHapus